
Selat Bali — Tim SAR gabungan terus melanjutkan operasi pencarian terhadap korban kapal tenggelam yang terjadi di perairan Selat Bali. Memasuki hari ketiga, tim memperluas area pencarian demi menemukan korban yang masih dinyatakan hilang. Cuaca yang sempat tidak bersahabat di awal pencarian kini mulai membaik, memberi harapan baru bagi proses evakuasi.
Kronologi Kejadian Tenggelamnya Kapal
Insiden terjadi pada Selasa malam, 3 Juni 2025, ketika sebuah kapal penumpang yang mengangkut sekitar 41 orang bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Di tengah perjalanan, kapal dilaporkan mengalami mati mesin dan dihantam gelombang tinggi, menyebabkan kapal oleng dan akhirnya tenggelam di tengah laut sekitar pukul 20.30 WITA.
Menurut keterangan dari Basarnas, sejumlah penumpang berhasil diselamatkan oleh kapal-kapal nelayan yang kebetulan melintas di sekitar lokasi kejadian. Namun, hingga saat ini masih ada beberapa penumpang yang belum ditemukan dan diduga hanyut terbawa arus.
Langkah Tim SAR dalam Operasi Pencarian
Kepala Kantor SAR Denpasar, Gede Darmada, menyampaikan bahwa pencarian diperluas hingga radius 20 mil laut dari lokasi terakhir kapal terdeteksi. Pencarian melibatkan sejumlah unsur seperti Basarnas, TNI AL, Polairud, BPBD, dan relawan lokal. Sebanyak 7 kapal dikerahkan untuk menyisir area pencarian, termasuk penggunaan drone pengintai udara untuk membantu pemantauan visual dari atas.
“Tim kami bekerja keras dengan membagi sektor pencarian agar lebih efektif. Saat ini, fokus utama adalah mencari korban yang belum ditemukan, sambil tetap melakukan evakuasi terhadap serpihan kapal yang masih mengapung,” ujar Gede.
Korban dan Penanganan Medis
Dari total 41 penumpang, hingga Rabu malam (5 Juni 2025), tercatat 29 orang telah berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, 5 korban meninggal dunia, dan 7 lainnya masih dalam pencarian. Para korban yang selamat kini dirawat di sejumlah fasilitas medis di Banyuwangi dan Gilimanuk untuk menjalani perawatan serta pemulihan trauma.
Pemerintah daerah juga telah membuka posko darurat di kedua pelabuhan untuk melayani keluarga korban yang membutuhkan informasi maupun dukungan psikologis. Selain itu, tim medis dan relawan kesehatan diterjunkan untuk memastikan kebutuhan dasar para penyintas terpenuhi.
Harapan dan Evaluasi Keamanan Transportasi Laut
Tragedi ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya keselamatan transportasi laut. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah menginstruksikan evaluasi menyeluruh terhadap kelayakan kapal-kapal penyeberangan serta peningkatan sistem pengawasan cuaca dan pelaporan kondisi kapal sebelum berlayar.
Sementara itu, keluarga korban berharap agar pencarian terus dilanjutkan hingga seluruh penumpang ditemukan. Proses identifikasi korban meninggal juga masih berlangsung dengan melibatkan tim DVI dari kepolisian.
Penutup
Tim SAR masih terus bekerja tanpa henti dengan harapan seluruh korban dapat ditemukan dalam waktu dekat. Tragedi ini menambah daftar panjang insiden laut di Indonesia dan diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas keselamatan dan pelayanan di sektor transportasi laut nasional.