TradisiSejarah dan Makna Tumbilotohe, Tradisi Khas Masyarakat Gorontalo

Tumbilotohe adalah tradisi khas masyarakat Gorontalo yang dilakukan pada tiga atau empat malam terakhir bulan Ramadan menjelang Idul Fitri. Dalam tradisi ini, warga menyalakan lampu-lampu di halaman rumah, jalan menuju masjid, hingga area persawahan, menciptakan pemandangan malam yang terang benderang dan indah.

Secara etimologis, “Tumbilotohe” berasal dari bahasa Gorontalo, di mana “Tumbilo” berarti memasang, dan “Tohe” berarti lampu. Tradisi ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-15 atau ke-16, seiring dengan masuknya Islam ke Gorontalo. Tumbilotohe dipercaya sebagai wujud penyambutan malam Lailatul Qadar dan simbol kesiapan hati dalam menyongsong Idul Fitri dengan penuh kebersihan dan cahaya.

Perkembangan Tumbilotohe dari Masa ke Masa

Pada awalnya, lampu-lampu yang digunakan dalam Tumbilotohe dibuat dari botol kaca kecil berisi minyak tanah dengan sumbu yang menyala. Seiring perkembangan zaman, penggunaan lampu listrik mulai menggantikan lampu minyak tradisional. Meskipun demikian, beberapa masyarakat masih mempertahankan penggunaan lampu minyak sebagai bagian dari pelestarian budaya.

Selain menjadi simbol spiritual, tradisi ini juga memiliki nilai sosial yang tinggi. Pada malam-malam Tumbilotohe, warga dengan mudah dapat memberikan zakat fitrah kepada masjid atau tetangga sekitar setelah salat tarawih karena lingkungan yang terang benderang.

Pencapaian dan Pelestarian Budaya

Pada tahun 2007, Gorontalo mencatatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan menyalakan 5 juta lampu secara serentak saat perayaan Tumbilotohe. Hingga kini,  terus dilestarikan dan menjadi daya tarik budaya yang memperkuat ikatan sosial serta memperindah suasana malam menjelang Idul Fitri di Gorontalo.

Perayaan Tumbilotohe tahun ini kembali digelar dengan antusiasme tinggi dari masyarakat Gorontalo. Warga menyalakan obor dan lampu minyak dalam tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya mereka. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat juga terus berupaya menjaga keaslian tradisi ini agar tetap lestari di tengah modernisasi.

Kesimpulan

Tumbilotohe bukan sekadar tradisi menyalakan lampu. Ini adalah simbol spiritualitas, kebersamaan, dan warisan budaya yang terus dijaga masyarakat Gorontalo dalam menyambut Idul Fitri. Tradisi ini memperindah malam terakhir Ramadan, mempererat hubungan sosial antarwarga, dan memperkuat nilai-nilai keislaman serta budaya lokal.