Pendulang Emas jadi Korban KKB di Papua Pegunungan

Sebanyak 11 jasad pendulang emas yang menjadi korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, berhasil dievakuasi oleh tim gabungan TNI-Polri dan aparat sipil, Sabtu (tanggal menyesuaikan). Para korban merupakan warga sipil yang bekerja sebagai penambang emas di lokasi tambang tradisional di Distrik Serambakon.

Insiden berdarah ini terjadi pada pertengahan pekan lalu ketika sekelompok pendulang emas diserang secara brutal oleh KKB. Para pelaku menyerang secara tiba-tiba, membakar sejumlah pondok tambang, dan menyerang para penambang dengan senjata tajam dan senjata api. Sebagian besar korban tewas di tempat.

Evakuasi korban dilakukan dengan penuh kewaspadaan dan menghadapi medan yang sulit. Lokasi kejadian berada di daerah terpencil dengan akses terbatas dan risiko keamanan tinggi. Proses evakuasi memerlukan waktu dan koordinasi intensif antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan tokoh masyarakat setempat.

Tantangan Evakuasi dan Situasi Keamanan

Tim gabungan menghadapi berbagai tantangan dalam proses evakuasi, termasuk cuaca buruk, kontur pegunungan yang ekstrem, serta potensi gangguan dari kelompok bersenjata. Evakuasi dilakukan melalui jalur darat dan udara dengan dukungan helikopter TNI.

Kapolda Papua menyampaikan bahwa situasi di sekitar lokasi kini mulai kondusif. Namun, pihak keamanan tetap berjaga-jaga mengantisipasi serangan lanjutan dari kelompok bersenjata yang diduga masih berada di wilayah sekitar.

Pernyataan Pemerintah dan Tindakan Lanjutan

Pemerintah mengecam keras aksi kekerasan tersebut dan menegaskan komitmennya untuk menindak tegas pelaku. Presiden RI juga telah menerima laporan langsung mengenai kejadian ini dan memerintahkan aparat keamanan untuk meningkatkan perlindungan terhadap warga sipil di wilayah rawan konflik.

Jenazah para korban telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk proses identifikasi dan diserahkan kepada keluarga masing-masing. Pemerintah daerah setempat turut memberikan bantuan dan dukungan moral bagi keluarga korban.

Tragedi ini menambah panjang daftar kekerasan bersenjata di Papua dan menegaskan pentingnya pendekatan komprehensif untuk menangani konflik di wilayah tersebut.