Buton Utara, Sulawesi Tenggara — Sebuah kapal nelayan dilaporkan karam di perairan Buton Utara, Sulawesi Tenggara, setelah diterjang ombak besar pada Jumat dini hari. Dalam insiden tragis tersebut, satu orang anak buah kapal (ABK) dinyatakan tewas, sementara dua lainnya berhasil diselamatkan oleh tim gabungan Basarnas dan warga setempat.

Kronologi Kejadian

Peristiwa bermula saat kapal nelayan berjenis jolloro dengan tiga ABK berangkat melaut dari Desa Lemo, Kecamatan Kulisusu, sekitar pukul 03.00 WITA. Cuaca saat itu dilaporkan mulai memburuk, namun kapal tetap melanjutkan perjalanan menuju lokasi penangkapan ikan di perairan Laut Banda.

Sekitar dua jam kemudian, kapal dihantam ombak besar setinggi 2 hingga 3 meter akibat kondisi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh tekanan rendah di wilayah tersebut. Akibat hantaman ombak, kapal kehilangan kendali, terbalik, dan akhirnya karam sekitar 5 mil laut dari bibir pantai.

Korban dan Proses Evakuasi

Kepala Kantor Basarnas Kendari, Muhammad Arafah, membenarkan adanya laporan kapal tenggelam dan satu korban jiwa. Menurutnya, tim SAR gabungan langsung dikerahkan begitu menerima laporan dari nelayan lain yang mengetahui kejadian tersebut.

“Dua orang ABK berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan langsung dievakuasi ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan. Sementara satu korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia beberapa jam kemudian, sekitar pukul 09.00 WITA,” ujar Arafah dalam konferensi pers.

Identitas korban yang meninggal dunia diketahui berinisial AR (34), warga Desa Lemo. Korban diduga terjebak di bagian lambung kapal saat peristiwa terjadi dan kesulitan menyelamatkan diri.

Cuaca Buruk Masih Mengancam

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi dan cuaca ekstrem di wilayah perairan Sulawesi Tenggara. Pihak BMKG meminta agar seluruh nelayan dan pengguna jasa pelayaran waspada dan menunda aktivitas di laut jika kondisi tidak memungkinkan.

“Cuaca ekstrem diperkirakan masih terjadi hingga beberapa hari ke depan, terutama di wilayah Laut Banda dan perairan Buton. Kami minta semua pihak mematuhi peringatan dini untuk keselamatan bersama,” ungkap Koordinator Bidang Observasi BMKG Kendari, Rina Andayani.

Peringatan dan Tindakan Lanjutan

Pemerintah Kabupaten Buton Utara bersama instansi terkait mengimbau seluruh nelayan untuk lebih memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut. Selain itu, pelatihan keselamatan pelayaran dan peralatan keselamatan di kapal akan ditingkatkan guna mengantisipasi kejadian serupa di masa mendatang.

Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan laut yang melibatkan kapal nelayan di Indonesia. Kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesiapan menghadapi cuaca buruk menjadi hal yang sangat krusial untuk meminimalisir korban jiwa di kemudian hari.