
Jakarta, 18 Februari 2025 – Menjelang bulan suci Ramadan, masyarakat Jawa memiliki tradisi unik bernama Nyadran. Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi momen penting untuk mempererat silaturahmi serta melestarikan budaya leluhur.
Asal Usul dan Makna Nyadran
Istilah “Nyadran” berasal dari bahasa Sanskerta “sraddha” yang berarti keyakinan. Tradisi ini merupakan hasil akulturasi antara budaya Hindu-Buddha dan Islam yang berkembang di Jawa. Nyadran biasanya dilaksanakan pada bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa atau bulan Syakban dalam kalender Hijriyah, tepat sebelum Ramadan.
Rangkaian Kegiatan dalam Nyadran
Nyadran melibatkan serangkaian kegiatan yang sarat makna, antara lain:
-
Ziarah dan Bersih Kubur: Masyarakat mengunjungi makam leluhur untuk membersihkan area sekitar, menabur bunga, dan mendoakan arwah mereka.
-
Kenduri atau Selamatan: Setelah ziarah, diadakan kenduri sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan berkah menjelang Ramadan.
-
Mandi di Sungai (Padusan): Beberapa komunitas melakukan ritual mandi bersama di sungai sebagai simbol penyucian diri sebelum memasuki bulan puasa.
Peran Sosial dan Budaya Nyadran
Selain sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, Nyadran juga berperan penting dalam mempererat hubungan sosial antarwarga. Kegiatan gotong royong dalam membersihkan makam dan persiapan kenduri mencerminkan semangat kebersamaan dan solidaritas. Tradisi ini juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dan sejarah keluarga.
Pelestarian Tradisi di Era Modern
Di tengah arus modernisasi, tradisi Nyadran tetap dilestarikan oleh masyarakat Jawa, baik di pedesaan maupun perkotaan. Upaya pelestarian ini dilakukan melalui berbagai cara, seperti mengadakan festival budaya, dokumentasi, dan edukasi di lembaga pendidikan. Dengan demikian, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Nyadran dapat terus diwariskan kepada generasi berikutnya.
Nyadran bukan sekadar ritual menjelang Ramadan, tetapi juga cerminan identitas dan kekayaan budaya masyarakat Jawa yang patut dijaga dan dilestarikan.