Lembang, Jawa Barat – Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu kembali menjadi perhatian setelah adanya pemantauan menggunakan drone termal oleh tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Pemantauan terbaru menunjukkan adanya bualan lumpur (mud bubbling) di Kawah Ratu, salah satu kawah aktif di gunung tersebut.

Pemantauan Menggunakan Drone Termal

Dalam upaya meningkatkan akurasi pemantauan, PVMBG mengerahkan drone yang dilengkapi kamera termal inframerah untuk memindai suhu permukaan kawah. Teknologi ini memungkinkan deteksi dini terhadap potensi perubahan suhu yang mengindikasikan aktivitas magma atau pelepasan gas panas dari dalam bumi.

Data hasil pemantauan menunjukkan adanya zona dengan suhu anomali tinggi di sekitar Kawah Ratu. Di area tersebut juga terlihat bualan lumpur yang cukup aktif, menandakan adanya tekanan gas dari dalam yang mendorong material lumpur ke permukaan.

Tanda Aktivitas Vulkanik

Menurut keterangan dari Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, bualan lumpur yang muncul merupakan salah satu indikasi aktivitas hidrotermal. Meski belum menunjukkan peningkatan signifikan dalam aktivitas vulkanik secara umum, fenomena ini tetap perlu diwaspadai.

“Fenomena seperti ini biasa terjadi pada gunung api tipe stratovolcano seperti Tangkuban Parahu. Namun, kami akan terus memantau dengan cermat mengingat kawah ini cukup dekat dengan kawasan wisata,” jelas Hendra dalam konferensi pers, Selasa (10/6/2025).

Status Gunung Masih Normal

Meski terdapat tanda-tanda aktivitas termal, hingga kini status Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (Normal). Namun, PVMBG tetap mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati kawah secara langsung, khususnya Kawah Ratu dan Kawah Upas.

Pihak pengelola kawasan wisata juga telah diminta untuk memasang rambu peringatan serta membatasi akses ke area yang menunjukkan suhu tinggi.

Pentingnya Mitigasi dan Pemantauan Berkala

Penggunaan drone termal ini merupakan bagian dari upaya modernisasi sistem pemantauan gunung api di Indonesia. Dengan teknologi ini, potensi letusan kecil atau peningkatan aktivitas bisa lebih cepat terdeteksi sebelum menimbulkan risiko bagi warga dan wisatawan.

PVMBG menegaskan bahwa pemantauan akan terus dilakukan secara intensif, dan masyarakat diminta tidak panik namun tetap waspada terhadap informasi resmi dari pemerintah.