
Jakarta, 10 Juni 2025 — Aksi demo sopir truk Over Dimension Over Load (ODOL) di sejumlah wilayah Indonesia memunculkan kekhawatiran. Aksi ini dinilai bisa mengganggu kelancaran distribusi bahan pangan. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengingatkan bahwa jika unjuk rasa terus berlanjut tanpa solusi, distribusi logistik pangan bisa terganggu.
Kekhawatiran Gangguan Distribusi Pangan Akibat Demo Sopir Truk ODOL
Arief menjelaskan bahwa sebagian besar distribusi pangan nasional masih mengandalkan truk besar. Komoditas seperti beras, minyak goreng, gula, dan daging sangat bergantung pada moda transportasi darat. “Jika distribusinya terhambat karena demo, akan ada efek domino pada ketersediaan dan stabilitas harga pangan,” kata Arief.
Aksi para sopir truk ini dipicu oleh penegakan aturan larangan ODOL yang dianggap merugikan mereka. Para sopir meminta pemerintah memberikan masa transisi tambahan. Mereka mengaku banyak kendaraan mereka belum sesuai aturan teknis.
Pemerintah Imbau Menahan Diri
Arief menyebutkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan instansi lain. Tujuannya adalah agar penanganan ODOL tidak mengganggu sektor pangan. “Kami imbau semua pihak menahan diri dan membuka ruang dialog untuk mencari solusi terbaik,” ujarnya.
Pembatasan truk ODOL, menurut Arief, memang penting. Tujuannya demi keselamatan dan perlindungan infrastruktur. Namun, pendekatan bertahap serta sosialisasi intensif juga dibutuhkan agar pelaku logistik tidak terlalu terbebani.
Dampak Terhadap Harga dan Ketahanan Pangan
Demo sopir truk ODOL dikhawatirkan berdampak serius di daerah terpencil. Di wilayah tersebut, distribusi hanya bisa dilakukan dengan kendaraan berat. Jika suplai terganggu, ketersediaan pangan di pasar bisa menurun. Ini berpotensi memicu lonjakan harga kebutuhan pokok.
Arief juga menyoroti isu ketahanan pangan di tengah krisis global dan perubahan iklim. Menurutnya, distribusi pangan yang terganggu bisa melemahkan ketahanan nasional. Ia mengajak semua pihak menjaga kelancaran distribusi demi stabilitas pangan.
Solusi Kolaboratif Jadi Kunci
Arief menegaskan bahwa kerja sama adalah kunci penyelesaian masalah ODOL. Pemerintah pusat dan daerah, pelaku logistik, serta masyarakat perlu duduk bersama. Bapanas, lanjutnya, akan terus memantau kondisi di lapangan. Bila perlu, langkah cepat akan diambil untuk mengatasi hambatan distribusi.
Ia berharap dialog yang konstruktif segera terwujud. Dengan begitu, distribusi pangan tetap lancar dan stabilitas harga bisa terjaga.