Lonjakan Kasus DBD di Jakarta Pusat

Per 27 Februari 2025, Jakarta Pusat mencatat 138 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal Januari. Kecamatan Cempaka Putih menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, menandakan peningkatan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.

Menurut Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Rismasari, jumlah tersebut mencerminkan kasus yang telah terdeteksi, meskipun tidak semua pasien merupakan warga asli Jakarta Pusat.

Data Kasus DBD Tahun 2024

Untuk memberikan gambaran lebih luas, pada tahun 2024, Jakarta Pusat mencatat lebih dari 1.200 kasus DBD, dengan lima korban meninggal dunia. Kecamatan dengan jumlah kasus tertinggi di tahun lalu adalah:

  • Kemayoran: 301 kasus
  • Johar Baru: 192 kasus
  • Cempaka Putih: 164 kasus

Angka ini menunjukkan bahwa DBD masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat di wilayah Jakarta Pusat.

Upaya Pemerintah dan Masyarakat

Untuk menekan penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat mengimbau masyarakat agar aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M:

  1. Menguras tempat penampungan air,
  2. Menutup rapat wadah air, dan
  3. Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

Selain itu, peran juru pemantau jentik (jumantik) juga ditingkatkan untuk memastikan tidak ada genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk lebih aktif menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk pencegahan.

Peringatan dan Antisipasi

Mengingat pola cuaca yang cenderung mendukung perkembangbiakan nyamuk, warga Jakarta Pusat diimbau untuk lebih waspada dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi, nyeri sendi, sakit kepala, dan muncul bintik merah di kulit.

Kasus DBD yang terus meningkat ini menjadi pengingat bahwa langkah pencegahan harus dilakukan secara bersama-sama agar tidak terjadi lonjakan kasus yang lebih parah di bulan-bulan mendatang.